Kamis, 28 April 2011

10 Prinsip Ilmu

Indonesian Broadcaster
(your radio broadcasting specialist)



10 Prinsip Ilmu

Communication By : ©Uda Dive™
Bumi Allah, 28 April 2011




Bismillahirrohmanirrohiim
Assalamu’alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh


Sahabat Indonesian Broadcaster yang dirahmati oleh Allah swt…

Setiap muslim hendaknya menyadari, bahwa ilmu MUTLAK harus dimiliki, karena hanya dengan ilmu, ia akan mampu mengetahui hal-hal yang akan semakin meneguhkan keimanannya dan menetapkan akidahnya.

Bahkan dalam beribadah kepada Allah, menuntut setiap orang yang beriman untuk mempelajari hukum-hukum syara’, sehingga ia dapat beribadah berdasarkan pengetahuan yang mendalam tentang hal-hal yang dilakukannya. Dan melalui ilmu jua manusia akan mencapai pemahaman tentang kesempurnaan, keagungan, dan kekuasaan Allah.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Fathir {35}:28).

Para ulama pada setiap waktu dan tempat,tetap menjadi pemimpin dan panutan. Allah menyinari pandangan mereka dengan ilmu dan hikmah. Diriwayatkan dari Mu’awiyah, bahwa Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa dikehendaki kebaikannya oleh Allah, maka Allah memahamkannya dalam urusan dien.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah).


Sahabat Indonesian Broadcaster, berikut ini adalah “10 Prinsip Ilmu” yang di maksud :

01.  Mempelajari ilmu demi mencari ridha Allah subhanahu wa ta’ala.

Hamba yang shalih akan mempelajari ilmu dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah, meraih ridha-Nya, dan mendapatkan pahala dari-Nya. Sesungguhnya ia tidak akan belajar ilmu demi meraih materi keduniaan yang fana, sehingga ia tidak akan mendapatkan pahala dari Allah.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda :

Barangsiapa mempelajari suatu ilmu yang semestinya diniatkan untuk mendapatkan ridha Allah, namun ia tidaklah mempelajarinya, kecuali untuk mendapatkan keuntungan duniawi, maka dia kelak tidak akan mendapatkan aroma surga pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim).

02.  Tidak menyembunyikan ilmu.

Wahai diri, jangan pernah engkau pelit dengan ilmu dan menyembunyikannya demi kepentingan dirimu sendiri. Sebab sesungguhnya ilmu itu adalah milik Allah swt, dan engkau diperintah-Nya untuk memberi khabar gembira ini kepada semesta alam.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknat (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati.” (QS. Al-Baqarah {2}:159).

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menyembunyikan ilmu dari orang yang semestinya berhak mendapatkannya, maka pada hari kiamat akan di kekang dengan kekang dari api neraka.” (HR. Ibnu Adiy).

03.  Mengamalkan ilmu.

Hamba yang shalih selalu mengamalkan ilmu yang dimilikinya, sehingga ia menjadi teladan bagi yang lain. Juga agar di akhirat nanti ia tidak akan ditelanjangi boroknya, sehingga ia mengatakan, “Memang benar, aku memerintahkan hal yang makruf, namun aku sendiri justru mengerjakannya.”

Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid ra, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda : “Pada hari kiamat nanti, ada seseorang yang didatangkan, lalu dia dimasukkan ke dalam neraka sehingga usus-ususnya keluar dari perut, kemudian dengan usus-usus itu dia akan berputar-putar seperti berputarnya keledai pada alat penggilingan. Para penghuni neraka berkumpul mengelilinginya seraya berkata, ‘Wahai Fulan, ada apa denganmu? Bukankah engkau orang yang dahulu memerintahkan yang makruf dan melarang yang mungkar?’ Dia pun menjawab, ‘Aku memang telah memerintahkan kalian untuk berbuat yang makruf, namun aku sendiri tidak mengerjakannya. Demikian juga aku cegah kalian dari keburukan, namun aku sendiri jutru melakukannya.”

Usamah bin Zaid juga mengatakan, “Aku juga telah mendengar Beliau saw bersabda, “Pada malam ketika aku di isra’kan oleh Allah, maka aku melewati suatu kaum yang bibir mereka akan di gunting dengan gunting dari api neraka. Aku tanyakan, ‘Siapakah mereka itu, Jibril?’ Jibril menjawab, ‘Mereka itu adalah para juru khutbah (penceramah, da’i) yang mengatakan (memerintahkan) sesuatu yang mereka sendiri tidak mengerjakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff {61}:2-3).

MasyaAllah sungguh mengerikan ketentuan “Prinsip Ilmu” pada poin ketiga ini. Astaghfirullah, jangan-jangan saya juga termasuk seseorang yang pernah berbuat demikian, astaghfirullaah wa naudzubillahi min dzaliq. Yaa Allah, ampuni kami bila sempat melakukan hal itu, baik disengaja maupun tak disengaja. Ampuni kami yaa Allaah…

04.  Menjaga diri dari mengaku sebagai orang berilmu dan ahli al-Qur’an.

Allahu Akbar, sungguh prinsip ini juga tidak kalah dahsyatnya, dan bisa jadi syaithon sangat mudah menjerumuskan kita kedalamnya. Seorang hamba yang shalih akan selalu berhati-hati dari ketertipuan oleh ilmu yang dimilikinya, sehingga syaithon akan menghiaskan untuknya jalan keangkuhan dan kebanggaan terhadap diri sendiri. Kebodohan yang akhirnya dia pun akan musnah sebagaimana yang lain.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : “Di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Mahamengetahui.” (QS. Yusuf {12}:76).

05.  Tidak meremehkan dan mengabaikan ulama.

Sikap meremehkan ulama adalah bagian dari sifat seorang munafik, sedangkan kemunafikan bukanlah sifat hamba yang shalih. Diriwayatkan dari Abu Umamah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda :

Ada tiga golongan yang tidak ada yang meremehkan mereka, kecuali dia seorang munafik. Ketiga golongan itu adalah orang yang punya kedudukan (kehormatan) dalam Islam, orang yangberilmu, dan imam yang adil.” (HR. Ath-Thabrani dengan sanad yang dinilai hasan oleh at-Tirmidzi).

06.  Tidak mempelajari ilmu untuk kebanggaan.

Seorang hamba yang shalih tentu tidak akan mempelajari ilmu dengan tujuan untuk pamer dihadapan para ulama dan untuk membantah orang-orang bodoh. Ia juga tidak suka , jika disebut-sebut reputasi mengenai ilmunya, sementara dia sendiri tidak mengamalkannya. Diriwayatkan dari Jabir ra, bahwa Rasulullah saw bersabda :

Janganlah kalian mempelajari ilmu untuk berbangga dihadapan ulama, jangan pula membantah orang-orang bodoh dan jangan menjadikannya untuk mendapatkan kesempatan memilih tempat duduk di dalam majelis! Barangsiapa yang melakukan hal itu, maka neraka adalah tempat kediamannya (kelak).” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al-Baihaqi).

07.  Mempelajari ilmu untuk diajarkan.

Ibnu Majah meriwayatkan dari Sahl bin Mu’adz bin Anas dari ayahnya, bahwa Nabi saw bersabda :

Barangsiapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala dari orang yang mengamalkannya, tanpa dilakukan pengurangan sedikit pun dari pahala orang yang mengamalkannya.” (HR. Ibnu Majah).

08.  Meringankan langkah dalam menuntut ilmu.

Imam Muslim dan lainnya meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda :

Barangsiapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Imam Muslim).

09.  Besemangat untuk duduk mendampingi ulama (menimba ilmu).

Ath-Thabrani dalam kitabnya, al-Mu’jam al-Kabir, meriwayatkan dari Ibnu Abas ra, bahwa Rasulullah saw bersabda :

Jika kalian berjalan melewati ‘taman surga’, maka mengembala-lah di situ? Mereka bertanya, ‘Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan taman surga itu?’ Beliau menjawab, ‘Majelis-majelis ilmu.” (HR. Ath-Thabrani).

10.  Bersemangat untuk menyebarkan ilmu.

Ath-Thabrani dalam kitabnya al-Mu’jam al-Kabir, juga meriwayatkan dari Samurah bin Jundu, bahwa Rasulullah saw bersabda : “Tidaklah manusia itu bersedekah dengan sedekah yang lebih utama dari ilmu yang disebarkan.” (HR. Thabrani).


Subhanallah, semoga melalui 10 Prinsip Ilmu ini dapatlah hendaknya kita amalkan sebagaimana mestinya, insyaAllah…




Barakallahu fiekum
Wassalamu’alaykum wr.wb.
©Muhammad Dive™
(Posting By Indonesian Broadcaster).


Tidak ada komentar: