@Indonesian Broadcaster™
(your radio broadcasting specialist)
Belajar Ilmu Komunikasi
(ADLIBS)
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh
Sahabat Broadcaster yang dirahmati oleh Allah swt...
“Apakah yang di maksud dengan ADLIBS itu?” Sebenarnya kata ‘adlibs’ berasal dari bahasa Inggris yang artinya PIDATO TANPA PERSIAPAN. Atau kita juga dapat memaknainya sebagai KOMUNIKASI CERDAS SPONTANITAS.
Sesungguhnya pelatihan dan pembelajaran ilmu ‘adlibs’ ini dibutuhkan juga oleh seluruh bentuk profesionalisme di dunia ini. Sebab apa jadinya bila dai/daiyah yang insyaAllah memahami ilmu Islam, tetapi ia lemah dalam mengomunikasikan ilmu Allah tersebut layaknya komunikator ulung!? Bisa jadi komunikasi dakwahnya itu akan tidak diminati, atau ditinggalkan oleh pemirsa. Begitu juga dengan profesi-profesi lain, seperti: penyiar—presenter—dosen—pengacara—dokter—marketing—konsultan—advertising—pengusaha—dan lain sebagainya.
Ada beberapa prinsip mutlak jika anda ingin mempelajarinya, sebagai berikut:
Ketika ‘adlibs’ dimaknai sebagai “komunikasi cerdas spontanitas”, maka ia BUKAN bentuk komunikasi yang berpanjang—lebar, atau bahasa kerennya BERTELE-TELE ^^ dan tidak pula menggunakan gaya bahasa jurnal. Namun ‘adlibs’ merupakan BAHASA TUTUR yang dikomunikasikan secara singkat—jelas—menarik—dan insyaAllah manfaat.
Adapun sumber materinya sungguh TERLALU BANYAK, namun dapat di rinci menjadi 5 bagian besar:
1. Apa yang di baca
2. Apa yang di lihat
3. Apa yang di dengar
4. Apa yang di pikir
5. Apa yang di rasakan
Selanjutnya dari 5 bagian besar itu, pilihlah salah satunya untuk kebutuhan yang diinginkan, lalu fokuskan menjadi satu pokok bahasan saja, dan jangan lompat-lompat kepada pokok bahasan lainnya. Hal ini dimaksud agar komunikasi yang di bangun tidak menjadi bias, dan tidak pula membosankan.
Untuk memulai pelatihan dan pembelajaran ‘adlibs’ ini, kerjakanlah dengan cara menuliskannya terlebih dahulu, sebagaimana tahapan-tahapan tersebut di atas. Yakni MENULIS materi komunikasi yang hendak di sampaikan dengan cara SAMBIL DI BACA, serta sedapat mungkin tidak menambah kata sambung terlalu banyak atau berulang-ulang. Sebab kata sambung atau daya tarik dari komunikasi itu selanjutnya, di wakilkan lewat peranan INTONASI dan ARTIKULASI dalam penyuaraannya.
Bagaimana, apakah sampai di sini anda menemui kesulitan? Jika ya, simaklah argumentasi dan atau analogi berikut ini :
Ketika anda sedang dalam kondisi terdesak—bingung tak tahu harus berbuat apa—atau ketika harus menyampaikan/menceritakan derita diri kepada Allah swt, atau setidaknya anda menyampaikannya kepada orang yang dapat percaya lagi bijaksana, maka sesungguhnya apa yang anda sampaikan itu merupakan salah satu bentuk ‘adlibs’. Sebab ia original, mengalir apa adanya sesuai perasaan hati dan pikiran alami yang jujur.
Demikian juga halnya ‘adlibs’, yakni suatu bingkai komunikasi dengan wujud tak nyata, yang meliputi: kejujuran—kepekaan—ketekunan—inovasi—kreatifiitas—ilmu—serta pengetahuan yang dikemas dengan baik dan benar.
Sungguh untuk mencapainya bukan seperti mudahnya menggaruk telapak tangan sebelah yang sedang gatal. Tetapi ia membutuhkan pengorbanan—latihan dan praktek yang sangat banyak—serta tidak pernah merasa puas dengan apapun karya yang pernah dibuatnya. Sewaktu karya itu berkembang dan mungkin anda di nilai semakin mahir dalam membuat/mengerjakannya, maka di saat itu pula ‘adliber’ seharusnya langsung menganggap TIDAK PENTING lagi hasil karyanya tersebut.
Sebab GAGAL yang nyata itu adalah, ketika hasil karyamu di anggap kurang bagus atau belum memenuhi syarat menurut standarisasi (tingkat tinggi) Gurumu, lalu engkau menjustifikasi dirimu sebagai orang yang telah gagal. Atau ketika engkau di anggap sebaliknya, bahkan khalayak ramai pun menyatakan demikian, lantas engkau menganggap dirimu telah berhasil. MasyaAllah, sungguh 2 kondisi ini merupakan kesamaan bentuk gagal sekaligus sombong yang sebenarnya, wallahua'lam...
Allah ta'ala berfirman : "Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong." (QS. an-Nahl {16}:23).
Hendaknya setiap profesional mukimin itu memahami, bahwa di atas langit ada lagi langit yang lebih tinggi. Begitu juga ia mungkin pernah menyaksikan ada orang buta yang mahir membaca al-Qur'an. Subhanallah, maka sikap TAWADHU'—senantiasa kembali kepada IQRO—serta mengembalikan segala urusan kepada Allah swt, merupakan 'ultimatum' ajaran dien yang mulia ini untuk banyak perkara.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman : "Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)." (QS. al-Maa'idah {5}:55).
Subhanallah, sungguh Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya...
Semoga 14 seri video untuk mempelajari dan melatih ilmu ‘adlibs’ ini dapat dipahami serta bermanfaat, Allahumma amiin...
Barakallaahu fiekum
Wassalamu’alaykum wr.wb.
©Muhammad Dive™
Posting by : Dewi Dive~
Pidato Tanpa Persiapan
(ADLIBS)
Cara Menjadi Komunikator Andal